Jumat, 15 November 2013

Harapan masyarakat Indonesia terhadap timnas U-19

Ada eforia yang kini menghinggapi sepakbola Indonesia. Berlaga di Piala Dunia, itu adalah impian dan dambaan bagi semua tim nasional (timnas) negara-negara di dunia ini, termasuk timnas Indonesia. Keberhasilan meraih juara Piala AFF U-19 di Sidoarjo sebulan lalu, adalah torehan gelar resmi sepakbola Indonesia setelah 22 tahun. Ketika yang senior tak kunjung berprestasi, maka ketika sekumpulan remaja ini mempertontonkan permainan dan semangat bertarung yang menawan, mimpi dan harapan itu pun dipindahkan ke timnas U-19, yang mencerminkan betapa masyarakat kita haus dan dahaga pada prestasi. Indonesia terakhir meraih gelar juara di iven resmi ketika meraih medali emas SEA Games Filipina tahun 1991. Ketika itu, tim asuhan Anatoly Polosin itu mengalahkan Thailand lewat adu penalti. Timnas U-19 ini harus diakui memang sangat menjanjikan. Kalangan pengamat maupun masyarakat awam bersepakat bahwa tim ini bisa bermain, baik secara fisik maupun taktik.

Latar belakang keluarga selalu menjadi cerita menarik untuk diketahui, walaupun sejatinya bukan itu yang dicari oleh masyarakat Indonesia penggila sepakbola. Yang mereka tahu, sampai bulan lalu, anak-anak muda itu ternyata memperlihatkan sesuatu yang menjanjikan, yang selama ini entah terbang ke mana dari dunia sepakbola di tanah air. U-19 tentu saja bukan level yang prestisius, bahkan sampai U-21 sekalipun. Tapi sepakbola di level usia ini penting karena merupakan sebuah ukuran proses pembinaan dan perkembangan seorang pemain bola. Khusus untuk Indonesia, yang mana istilah "pembinaan usia muda" dinilai jalan di tempat, keberhasilan "Garuda Muda" menjuarai Piala AFF U-19 membuka mata bahwa harapan itu selalu ada. Malahan itu menguatkan sebuah tesis bahwa dalam hal bakat, Indonesia memiliki bibit-bibit yang bisa bersaing dengan negara-negara lain. Dalam banyak turnamen yunior, rekam jejak anak-anak "Merah Putih" sesungguhnya terbilang bagus. Harus diakui, kecintaan masyarakat Indonesia pada timnasnya sungguh luar biasa, dan sering kali bikin geleng-geleng kepala. Pada sebagian orang, harapan untuk melihat timnas jadi juara tak pernah padam, betapapun berkali-kali itu pula mereka mesti kecewa. Maka timnas U-19 ini seperti oasis di gurun pasir, laksana matahari jam setengah enam pagi, yang datang untuk menyirnakan kegelapan malam. Catatan ini sangat mentereng untuk ukuran prestasi sepakbola kita sekarang yang lebih sering ramai di kongres dan olahraga beladiri di lapangan. Kita semua berharap, kesuksesan di AFF 2013 akan terus menular ke kualifikasi AFC 2014, dan kemudian menular ke iven-iven lain ke depannya.


http://sport.detik.com/aboutthegame/read/2013/10/12/124443/2385225/1490/timnas-u-19-sebagai-investasi-sepakbola-indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar