Minggu, 26 Januari 2014

Pelemahan rupiah terhadap daya beli masyarakat

Indonesia merupakan negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, dan 60% pendapatannya berasal dari belanja konsumen. Indonesia juga punya lebih banyak konsumen dibandingkan negara manapun di kawasan tersebut.

Lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi berpotensi mengurangi daya beli konsumen Indonesia terhadap produk-produk impor seperti pakaian dan mobil. Pasalnya, harga produk asing di dalam negeri dapat melonjak lebih tinggi dibandingkan beberapa bulan sebelumnya seiring dengan melemahnya nilai tukar rupiah.

Kepala ekonomi dari Standard Chartered Bank Fauzi Ichsan mengatakan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terhadap impor tidak bisa berdampak dalam jangka pendek. Sebab, pelaku usaha sudah terikat dalam kontrak bisnis.

Ia menyebutkan bahwa pengaruhnya baru terasa dalam jangka menengah panjang yakni 6 bulan ke atas. Kala itu, pelaku usaha (importir) melakukan kontrak baru.

Seperti dikutip dari BBC, Selasa (25/11/2013), produsen mobil asal AS General Motors (GM) yang baru membuka pabriknya di Indonesia awal tahun ini mengaku kondisi perekonomian di Indonesia sekarang serba tidak pasti. Pelemahan rupiah yang terjadi terus menerus menjadi salah satu faktor yang dikhawatirkan berdampak pada daya beli konsumen Indonesia.

Namun demikian, jika rupiah terus melemah, dapat membuat harga produk-produk asing melambung tinggi. Akan tetapi, nilai tukar lantas tidak bisa dibiarkan melemah. Sebab, kondisi tersebut berdampak negatif terhadap perekonomian nasional.


http://bisnis.liputan6.com/read/756837/rupiah-anjlok-daya-beli-masyarakat-ri-luntur
http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/11/21/2/196189/Pelemahan-Rupiah-Mampu-Tekan-Impor-untuk-Jangka-Panjang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar