Sabtu, 17 Maret 2012

Komentar tentang kenaikan BBM dan Tarif Dasar Listrik

Menurut saya tentang kenaikan tarif dasar listrik harus didasari keseriusan pemerintah tentang kebijakan ini. Seperti halnya tahun lalu yang mengalami kenaikan BBM jenis Premium sebesar Rp 6.000,- /liter. Namun tidak dibarengi keseriusan pemerintah dan akhirnya pemerintah juga yang menurunkan harga kembali dan akhirnya pengeluaran Negara yang membengkak untuk menanggung melonjaknya minyak dunia.
Tahun sekarang juga pemerintah akan melaksanakan kenaikan BBM sebesar 25-30% yang artinya kenaikan BBM sebesar Rp 1.500,- kebijakan seperti ini seharusnya didasari beberapa opsi yang pas untuk masyarakat kecil dan menengah. Seperti opsi pertama yaitu mobil berplat kuning (kendaraan umum) boleh membeli premium yang harganya masih subsidi sebesar Rp 4.500,- dan untuk kendaraan pribadi yang di wajibkan untuk membeli pertamax non subsidi yang harganya kisaran Rp 8.000,- sampai Rp 9.000,-. Opsi kedua yaitu perbatasan pembeliian BBM disetiap SPBU misalnya mobil pribadi hanya diberi jatah 60 liter perisi BBM. Opsi ketiga yaitu Pemerintah tetap menanggung kenaikan BBM ini dengan mengalokasi dana APBN untuk menanggung kenaikan minyak mentah dunia perbarelnya.

Banyak kalangan yang menyesalkan hal ini dan beberapa kalangan mengusulkan agar presiden mundur dari jabatannya. Seperti contoh berita tanggal 15 Maret sekelompok mahasiswa membakar foto presiden. Hal ini buntut dari bobroknya pemerintah untuk mengatur pendanaan anggaran kas Negara.
Penyuaraan mahasiswa yang berdemo itu sebenernya memihak kepada rakyat kecil yang terus tergilas oleh jaman ini. Jika BBM naik pasti semua kebutuhan pokok pun ikut naik seperti bahan pokok sehari-hari yang naik sebesar 10-15%, tarif dasar listrik juga naik 10% hingga naiknya obat generic yang diperuntukan rakyat kecil pun naik.
Rencana PLN juga akan menaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) jangan menjadikan rakyat yang sudah sengsara tambah sengsara dengan kenaikan TDL, sebetulnya banyak yang bisa diefisiensikan untuk PLN, coba lihat kebijakan gaji, THR, uang cuti, Bonus untuk karyawan PLN yang sampai berpuluh kali lipat. Apakah ini bukan menjadi beban rakyat, coba evaluasi lagi kinerja PLN, apa yang bisa di efesiensikan agar beban PLN penyelesaiannnya tidak hanya menaikan TDL.
Kebijakan naikannya BBM, TDL seharusnya kalau memang harus naik bisa dikaji agar tidak berbarengan yang akhirnya bisa memacu kemarahan rakyat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar